Tadaaaa akhirnya kali ini aku update lagi tentang buku, setelah sekian lama aku memendam rasa untuk membeli ataupun membaca buku hanya kusus buat novel, kalian pasti tau dong kalau akhir-akhir ini aku sibuk dengan tugas akhirku, dan alhamdullilah aku sudah berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi joget-joget sendiri trus ngelanjutin nulis, dan sesuai kisi-kisi di post sebelumnya aku akan sedikit cerita tentang buku karangan TERE LIYE yang berjudul PULANG.
Photo by me with Motorola Moto X Gen 1 |
Pada awal membeli aku bingung antara buku karangan Tere Liye dan Ilana Tan, keduanya sama-sama favoritku banget, keduanya juga berada dalam rak bertulisan news!! dan mirisnya uang sakuku hanya cukup untuk membeli satu buku saja kalau nggak pasti udah diambil keduanya, dan setelah memikir dan menimbang serta berkonsultasi dengan uni (dea) yang kebetulan tadi aku culik kerumahnya aku memilih buku karangan Tere Liye yang berjudul PULANG padahal dea suruh beli yang karangan Ilana Tan. Mungkin otakku masi merasakan efek samping mengerjakan skripsi, aku lebih memilih bacaan yang berat padahal tujuan utama beli buku buat reflesing otak dan pikiran, menurutku dari beberapa penulis di indonesia, Tere Liye termaksuk penulis yang memiliki tulisan cukup berat, bukan berat massa maksudku, tapi gaya penulisan yang cendrung membuat kita berfikir dua kali kalau saat membacanya kurang fokus, bahkan dia juga suka menggunakan alur maju-mundul-maju udah kayak syahrini maju mundur cantik hahhahaha yang buat pembaca pusing dengan jalan ceritanya kalau nggak bener-bener dibaca, intinya bagiku yang suka baca tulisan Tere Liye ini adalah orang-orang yang benar-benar punya niat buat ngebaca.
Pertama ngeliat judul buku ini, aku fikir ini akan menceritakan tentang seseorang yang merantau terus nggak pulang-pulang dan akhirnya dikutuk jadi batu sama mamanya itu mah cerita maling kundang hahahha tapi ternyata bukan, dan setelah aku membaca dibelakang bukunya "aku tahu sekarang, lebih banyak luka dihati Bapakku dibanding tubuhnys. Juga Mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibandingkan di matanya" aku kembali mengambil kesimpulan bahwa ini adalah cerita keluarga broken home yang anaknya kabur ngak pulang-pulang, tapi ternyata semua tebakanku itu SALAH BESAR!!!, inilah yang aku suka, Tere Liye selalu bisa membuat aku penasaran dengan judulnya saja.
Dalam bukunya kali ini Tere Liye menceritakan seorang anak laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Si Babi Hutan, pada awalnya dia hidup biasa-biasa saja di kampung terpencil di pulau Sumatera, hingga akhirnya dia menjalani hidup yang luar biasa, setelah hari dimana dia kehilangan rasa takutnya, didalam perjalanannya kalian akan menemukan suasana-suasana baru dalam kehidupan yang tak pernah terbayangkan, kususnya mengenai shadow ekonomi, sedangkan aku sebagai sarjana ekonomi saja berdecut kagum dan heran dengan hal-hal yang terjadi dalam perjalanan hidup si babi hutan, malah sering kali aku lupa kalau aku sedang membaca sebuah novel karna suasananya terasa nyata. Buat kamu yang suka dengan cerita-cerita romantis yang penuh dengan adegan mesra, sebaiknya nggak usah beli buku ini, karna dalam buku ini kamu hanya akan menemukan sebuah perjalanan hidup yang keras tapi memiliki banyak makna yang bisa bikin kamu terbawa emosi, tapi kalau kamu ingin mengerti dari setiap makna hidup, aku sarankan baca buku ini segera.
Buku Tere Liye _ Pulang ini sekarang menjadi salah satu buku yang paling aku sukai, selain dia menceritakan tentang daerah, kebudayaan yang ada di Sumatera karna aku juga orang sumatera, dan kususnya sumatera barat, dia juga membahas hal-hal yang berbau ekonomi sesuai sama studiku, kadang aku berfikir kalau benar apa yang tertulis dinovel ini benar-benar nyata terjadi, aku pastikan dunia ini sungguh menyeramkan. Bicara soal hiburanya karya dari Tere Liye ini selalu memiliki hiburan tersendiri terutama tentang imajinasi pembaca, karna berkat tulisanya aku bisa berimajinasi dengan sangat sempurna, seakan-akan sedang menonton sebuat flim didepan mataku.
Dalam buku ini kususnya juga ada adegan-adegan yang bikin aku bener-bener kesal, saat si babi hutan sedang menjalankan strategi aku pun bisa ikut merasakan dan ikut memikirkan stategi selanjutnya, tapi dalam tulisan segaja dibikin seolah-olah si babi hutan lupa satu hal hingga aku bembentak-bentak buku seakan-akan menyuruhnya untuk mendengarkan strategi yang aku pikirkan aku emang rada gila dalam berimajinasi jadi mohon dimaklumi, apa kalian ngerti maksudku barusan ?? aku juga rada sulit mengungkapkanya dalam tulisan, tapi intinya buku ini KEREN.