Alhamdulillah akhirnya aku selesai juga baca buku Dilan no 1 dan no 2, "telat banget kan yaa ?" nggak apa-apa deh telat kan yang penting tetep udah baca ckckkc, ada beberapa alasan kenapa aku ngak langsung beli dan baca buku ini, padahal ini buku bagus banget tauuuuk !!. Pertama, karna kemaren aku lagi fokus skripsi jadi emang nahan-nahan beli buku, kedua, karna aku tau dalam waktu dekat kakakku bakalan pulang kepadang "trus apa hubunganya ?" itu ada di alasan ketiga, karena kakakku udah beli keduanya jadi aku bisa tinggal minjem "lumayan hemat uang jajan hehehe" toh walau aku beli aku juga baru baca sekarang-sekarang ini juga kok, jadi sama aja tooh hahahhaha.
Didalam kedua buku ini bercerita tentang perjalanan cinta sepasang manusia bumi di kota bandung bernama Dilan dan Milea, pada dasarnya cerita yang dimuat cukup sederhanya tapi yang membuatnya berbeda adalah gaya penulisanya yang khas dari pidi baiq, apa lagi tokoh yang bernama Dilan dalam cerita ini sungguh menakjubkan "jadi pengen tau seperti apa orangnya yang asli". Awalnya aku menyangka tokoh yang bernama Dilan itu adalah Surayah (Pidi Baiq) dan Milea itu adalah istrinya, ternyata tebakanku salah besar, setelah aku membaca beberapa artikel di blok Surayah itu adalah kisah nyata dari temanya yang bernama Milea "namanya sama yak ama nama dinovelnya" ya iyah lah hahaha, aku sempat mikir itu karna dulu pernah baca buku Surayah yang aku pinjam dari Kak Desti "teman sesama blogger palanta" dan aku berfikir Dilan dan Surayah mirip ckckck :p
Buat baca ke dua buku ini sebenarnya nggak butuh waktu lama, Dilan 1 aku butuh waktu cuma beberapa jam tapi pas Dilan 2 aku butuh waktu lebih lama "berhari-hari" maklum mau wisuda jadi sibuk ngurus ini dan itu hehehe. Waktu membaca buku ini aku bisa membayangkan hal-hal menarik yang terjadi dalam cerita, entah kenapa seakan-akan dulu aku juga pernah mengalami hal yang sama, merasakan cinta dimasa SMA dengan semua kisah yang koyol dan susah utuk dilupakan. Masa-masa remaja itu memang sangat menyenangkan hal-hal kecil kadang bisa membuat kita tersenyum lepas, sesuatu yang dianggap tabu saat ini sangat wajar dilakukan dulu, apa lagi dulu komunikasi masi sangat minim hingga waktu yang berlalu menjadi sangan berharga.
Aaaaah membaca buku ini benar-benar membuatku bernoltagia dengan masa-masa sekolahku dulu, mungkin salah satu orang yang pernah aku sayang juga melakukan hal yang sama konyolnya dengan Dilan tapi ya sudahlah jangan dibahas, nanti aku dibilang mengenang masa lalu lol.
Buat baca ke dua buku ini sebenarnya nggak butuh waktu lama, Dilan 1 aku butuh waktu cuma beberapa jam tapi pas Dilan 2 aku butuh waktu lebih lama "berhari-hari" maklum mau wisuda jadi sibuk ngurus ini dan itu hehehe. Waktu membaca buku ini aku bisa membayangkan hal-hal menarik yang terjadi dalam cerita, entah kenapa seakan-akan dulu aku juga pernah mengalami hal yang sama, merasakan cinta dimasa SMA dengan semua kisah yang koyol dan susah utuk dilupakan. Masa-masa remaja itu memang sangat menyenangkan hal-hal kecil kadang bisa membuat kita tersenyum lepas, sesuatu yang dianggap tabu saat ini sangat wajar dilakukan dulu, apa lagi dulu komunikasi masi sangat minim hingga waktu yang berlalu menjadi sangan berharga.
Aaaaah membaca buku ini benar-benar membuatku bernoltagia dengan masa-masa sekolahku dulu, mungkin salah satu orang yang pernah aku sayang juga melakukan hal yang sama konyolnya dengan Dilan tapi ya sudahlah jangan dibahas, nanti aku dibilang mengenang masa lalu lol.