Aku memberinya nama “choco”, makluk kecil berkaki empat dengan bulu putih yang lebat diseluruh tubuhnya, choho merupakan anabul pemberian dari saudara perempuan papaku yang sebenarnya bisa disingkat tanteku hahaha. Tubuh kecil berbulu dan bisa diletakan diatas gengaman tangan membuat uda geram dan memanggilnya bola bulu, tapi karna dia sangat menggemaskan aku memberinya nama yang menurut aku juga sangat cute bahkan saat diucapkan saja “choco”, emang lebay sih aku. 

Kata sepupuku choco lahir tanggal 18 Des 2019 yang lalu dan genap saat umurnya satu bulan 10 hari aku menjemputnya dan berarti aku membuatnya berpisah dengan induknya terlalu cepat, karna biasanya anabul pisah sama induk itu kalau sudah berumur dua bulan, toh aku sebenarnya baru tau akhir-akhir ini tanggal lahir choco, walau sedikit menyesal karna aku merasa udah bikin kesalahan tapi karna udah terlanjut yaudah, udah terlanjur gede kucingnya hahahaha. 

Choco yang ternyata jantan ini tumbuh sehat dan lincah, bahkan lebih lincah dari saudara kandungnya  yang ada dirumah tanteku, walau belum pernah vaksin ataupun dikasih obat cacing tapi aku bersyukur choco sehat-sehat saja, mungkin karna tumbuh bersama anak buluku yang lainya jadi choco ngak pernah kesepian apa lagi dia paling bungsu dan sangat disayang abangnya choki. Aku maminya yang punya hobi ngunyah juga sangat tidak tega memberinya makan sedikit dan jadilah si bola bulu yang kecil menjadi bola bulu besar yang mengelinding kesana-kemari.

Choco pose kalau habis mandi

Choco keturunan kucing ras jadi secara penampilan ganteng banget dong, walau sampai sekarang masih bingung ini meong keturunan mana (kayanya persia). Saat pertama kali jemput choco itu dia lagi jamuran dan itu bener-benar ujian berat untuk mami anabul baru kaya aku, tapi sekarang si ganteng udah bersih dong walau sebenarnya dia bauk karma suka nongkrong di tempat pup jadi ganteng doang tapi bauk, al hasil aku sebagai maminya jadi sering mandiin dia biar ngak dibenci serumah karna bauknya hahaha.