Secangkir kopi dan sepiring cake choklat
menemani soreku di sebuat kedai kopi di daerah sekitar kosanku, diiringi lagu
yang berirama jazz yang di putar si pemilik kedai membuat suasana semakin
sempurna. Aku letakkan senjataku di atas meja dan menghidupkannya,
senjata ini sangat berarti buatku, karna dengan keberadaan benda ini aku bisa
memenuhi kebutuhan hidupku tanpa harus membebankan orang tua yang jauh
keberadaannya, jadi aku sedikit menjauhkan cangkir berisi kopi panas itu dari
laptopku.
Aku seorang mahasiswi di sebuah perguruan
tinggi terkenal di jakarta, dan menempati jurusan Akutansi. Memang sangat
tidak berhubungan antara pekerjaanku sekarang dengan setiap mata
kuliah yang aku ambil, tapi ketahuilah ini hanya sebuah hobi, lagian kehidupan
di kota besar ini sangat keras, jadi aku membutuhkan dana tambahan untuk
menikmati hidupku, yaitu dengan menulis artikel, di salah satu kolom koran
jakarta yang diterbitkan setiap hari . Walau gaji di sana tidak terlalu besar,
tapi setidaknya cukuplah untuk mempertebal kantong mahasiswi perantauan seperti
aku ini.
Seperti biasanya aku selalu duduk di kursi 2
orang yang letaknya sangat tersudut, karna di sana begitu tenang dan untungnya
setiap aku kesana tempat itu selalu kosong. Hari ini tak ada bedanya dengan
hari-hari yang lain, aku mengerjakan pekerjaanku seperti biasa, malah kalau
cepat selesai aku melanjutkan dengan membuat tugas-tugas kuliah. Setelah
beberapa saat lebih aku telah duduk disana, dan pekerjaanku pun akirnya
selesai.
Kulihat jam tangan mungil di tangan kiriku,
wow aku mengerjakannya kurang dari 1 jam. ternyata setelah menjadi rutinitas
segala sesuatu menjadi lebih mudah. Tak banyak yang bisa aku lakukan, karna
hari inipun tak ada tugas kuliah yang harus aku selesaikan. Aku mengambil kopi
dan mencicip cake yang telah aku beli tadi, aku mencoba memutar bola mataku
untuk melihat-lihat keadaan kesekitar kedai. ada bayak orang di luar sana
dengan berbagai kegiatannya, mulai yang lagi menunggu bis di halte seberang
jalan, ada yang sedang menelfon dan sebagainya.
Tiba-tiba hujan turun begitu deras, membuat
aku yang duduk di dekat jendelapun terkejut karena desiran suara hujan yang
turun. kembaliku pandangi jendela, dan sepertinya aku akan duduk semakin lama
di kursi ini. Aku tak pernah mengajak temanku ke kedai ini dan juga tak pernah
bersama teman untuk pergi ke sini, jadi mungkin orang-orang yang sudah biasa
duduk di kedai ini akan menganggapku wanita kesepian di sudut ruangan, karna
aku sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan siapapun karna aku hanya fokus
akan laptopku.
"Maaf, apakah kursi di depanmu ini
kosong...??" tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menyapaku dan menanyakan
sesuatu.
"Kosong, kenapa..??"
"boleh aku duduk disini...??" reflek
aku langsung kaget, ternyata masi ada yang mau duduk dengan orang aneh seperti
aku. wajar kalau aku di bilang cewek aneh, aku slalu mengepang 2 dua
rambutku, memakai kacamata besar, baju yang warnanya kata orang-orang sama
sekali tidak sepadan dan tas ransel besar yang isinya ntah apa saja.
"emang nggak ada bangku lain...??"
sontak aku langsung menjawab sinis, seakan-akan aku tak ingin kehadirannya,
tapi saat itu juga aku langsung melihat sekeliling dan ternyata akibat hujan
kedai ini menjadi ramai.
"nggak ada, ya kalau nggak boleh nggak
papa" dia tersenyum padaku, aku jadi merasa bersalah. aku yakin dia akan
keluar dan mencari kedai lain untuk dia kunjungi, tapi dia luar kan lagi hujan
deras.
"Eh maaf, kalau mau duduk ya
silakan" Ups kenapa aku ini, kenapa tiba-tiba ngomong gitu, tapi ya sudah
lah toh udah terlanjur.
Pria itu meletakan barang-barang yang dia bawa
di atas kursi, dan pergi memesan sesuatu. Ntah apa yang sedang aku pikirkan
hingga aku membiarkan dirinya duduk bersamaku di meja ini. Setelah beberapa
saat dia pergi untuk memesan sesuatu, dia kembali dengan membawa secangkir kopi
susu dan dua buah cake choklat yang sama dengan yang aku pesan tadi. Aku
melihatnya duduk dan meletakan kedua cake itu di atas meja dengan tatapan aneh,
tapi yang bikin aku semakin aneh dia hanya membalas dengan senyumaan.
Semakin aku lihat-lihat wajahnya, aku merasa
mengenal dirinya, tapi aku sendiri tidak tau aku mengenalnya dimana.
"kenapa lihat-lihat terus, aku ganteng
ya..??" pria itu mengatakan dengan pedenya.
"siapa yang liat kamu, geer aja..!!"
aku langsung kaget, dari pada aku di tuduh naksir dia mending aku menyibukan
diri dengan laptopku.
tiba-tiba hening, antara kami tak ada saling
berbicara. aku sibuk sendiri, sedangkan dia juga sibuk dengan iphone-nya.
Setelah beberapa menit kemudian hujan sudah
semakin reda, dan ini saatnya aku pulang. Kalau di pikir-pikir aku sama sekali
tidak nyaman dengan kehadiran pria ini yang duduk satu meja denganku, walaupun
dia hanya diam dan tak menggangguku, tetap saja kehadirannya menbuat aku risih.
akirnya aku bersiap-siap untuk pulang. Ketika aku mebereskan barang-barangku,
pria itu melihatku lama tapi aku nggak mau pikirin malah mungkin ketika pergi
nanti aku tidak perlu berpamitan dengan dia, toh kami tak saling kenal dan
sepertinya tak ada niat di antara kami untuk memulai memperkenalkan diri.
Ketika aku memasukan laptop dalam tasku,
tiba-tiba pria itu pergi membawa satu piring cake yang dia bawa tadi, mungkin
dia ingin mengembalikannya karna merasa tidak sanggup mengabiskannya,
"dasar sok rakus seh" aku berkata dalam hati sambil melihat sinis
padanya. Semua sudah beres aku hanya tinggal menghabiskan kopi yang tinggal
sedikit di dalam cangkirku, dan pergi meninggalkan meja itu tanpa menunggu pria
itu kembali duduk. Setiba di pintu keluar tiba-tiba ada yang memegang tanganku,
dan akupun reflek melihat kebelakang.
"maaf kamu meninggalkan cake mu"
ternyata pria itu, dia menyodorkan bungkusan cake ke arahku.
"itu bukan punyaku" jawabku ketus.
"tapi sekarang ini milikmu,
terimalah" dia mengambil tanganku dan meletahan bungkusan itu di atanya.
"terima kasi untuk kursinya ya" dia tersenyum manis sekali dan
berjalan kembali ke meja tadi. Aku hanya diam tapi tidak bengong, aku keluar
dari kedai itu dan berjalan pulang kekosan.
Selama perjalanan aku hanya berfikir, kalau
pria itu memberiku sepotong cake choklat hanya untuk berterima kasih karna aku
tekal mengizinkannya duduk di mejaku, karna nggak mungkin lebih dari itu, jadi
aku nggak boleh geer dulu.
To be continue....
2 komentar
kak, aku baru tau kalo kakak nulis :)
BalasHapussuka deh sama blog kakak, suka sama posts nya, sama tulisan tulisan kakak. lanjutin terus!
followed ya kak, udah aku linked juga :)
Hahahaha iyah udah lumayan lama juga kok. makasi la.
BalasHapuskak juga baru tau ni km juga nulis... :)
oke nntk kak mampir ya di tempat km.. :)